Felicidade

Surabaya - Proyek Jalan tol tengah Kota Surabaya diharapkan bisa direalisasikan pembangunannya pada pertengahan tahun 2012. Sebagai investor, PT Margaraya Jawa Tol (MJT) memastikan bahwa tol tengah tersebut tak bisa dibatalkan.

Proyek tersebut akan diawali dengan pembebasan lahan yang sebelumnya akan dilakukan sosialisasi pada pertengahan tahun 2011. PT MJT juga akan bantuan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) untuk mendampingi pengadaan lahan yang dibutuhkan. Tahap awal, sedikitnya 350 rumah akan terkena pembebasan.

"Kecuali MJT melakukan kesalahan, kita dipecat. Bukan sistem jaringan tolnya yang ditiadakan. Kan sudah masuk konsep dalam RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) Surabaya," tegas Direktur Utama PT MJT Djoko Eko Suprastowo usai memberikan paparan di depan wartawan di RM Sari Nusantara, Surabaya, Selasa (28/12/2010).

Djoko menandaskan bahwa jalan tol itu adalah proyek pemerintah pusat. Dan dirinya menyakini pemerintah tidak akan membatalkan kontrak dengan perusahaannya.

"Optimis jalan. Dan sebenarany kita tidak harus menunggu," tambah dia. Djoko meminta semua pihak di Kota Surabaya ikut mendukung proyek tol yang panjangnya 18,6 Km, dan jika plus simpang susun panjangnya mencapai 23,7 Km.

"Ndak usalah tolak-tolakan. Masalahnya sekarang hanya salah pengertian saja. Kita kerjasamalah dengan baik supaya program ini lancar. Semuanya ini untuk masyarakat kok," tegasnya. Menurut dia, konsep tol tengah yang berjaringan secara nasional itu sebelumnya telah melakukan pengkajian secara matang, dengan melibatkan akademis perguruan tinggi di Surabaya.

Untuk memberikan pemahaman kepada Walikota Tri Rismaharini yang ngotot menentang tol tengah, Djoko mengaku akan berusaha melakukan pendekatan. "Insya Allah, kami mohon bantuan untuk pendekatan ini dari pihak yang netral supaya saling terbuka, kami minta ikatan alumni ITS. Saya juga alumni ITS, beliau (walikota) alumni ITS mungkin dari sana  kita bisa saling terbuka," jawab Djoko menanggapi sikap walikota.

Djoko menjamin bahwa jalan tol tengah itu tidak akan mengganggu maupun merusak proyek infrastruktur yang direncanakan Pemerintah Kota Surabaya, seperti frontage road di Jalan Ahmad Yani. "Tol tengah tidak bertentangan dengan frontage. Lahan yang kita butuhkan tidak tabrakan kok," jawab dia. Bahkan menurut dia, MJT nantinya akan menyediakan ruang yang cukup apabila pemerintah kota akan membangun konsep Bus Rapid Transit (BRT) atau busway di Jalan Ahmad Yani.

"Kami tidak menyediakan BRT tapi hanya menyediakan ruang. Nanti di Ahmad Yani ada ruang untuk jalur busway, enakkan," imbuh Djoko.