Mungkin karena bosan dengan bentuk dan varian roti model bakery modern, saya tiba-tiba merindu roti manis kuno. Ya, roti yang masih dibuat dengan sistem adonan tak langsung, memakai biang sehingga wangi raginya sangat terasa. Apalagi serat rotinya halus mulur dan tidak kempis saat digigit.
Jadilah Sanitas Bakery yang ada di ujung Jl. Ahmad Dahlan menjadi target kunjungan saya. Bakery ini merupakan cabang Toko Roti Sanitas yang ada di kota Semarang. Di kota Semarang toko roti yang sudah puluhan tahun ini berlokasi di Jl. Mataram. Sampai sekarang masih punya pelanggan setia yang cukup banyak.
Sanitas Bakery sudah tampil modern dengan lemari kaca, rak dan lemari penghangat untuk snack. Ternyata selain roti manis klasik, juga sudah ada jenis roti manis baru seperti roti abon. Favorit saya sejak dulu adalah roti kismis, roti sobek, roti sosis dan keju. Pokoknya buat saya roti manis Sanitas mantap rasanya.
Yang disebut roti sosis, bukan seperti bakery sekarang, adonan roti diisi sosis sapi. Tetapi roti manis dengan isian daging sapi cincang dengan bumbu bawang yang wangi dan kering. Adonan daging ini diisikan cukup padat hingga saat digigit di bagian tengah hingga kesisi-sisinya dipenuhi dengan butiran daging berbumbu yang wangi gurih. Pokoknya enak dan mantap!
Demikian juga dengan roti keju, isian kejunya juga melumer di sisi-sisinya dengan semburat sedikit manis. Isian roti manis Sanitas memang royal sehingga puas makannya. Keju dan cokelat pun diisikan padat di bagian tengah hingga pinggir. Pemanggangannya juga cokelat merata sehingga adonan roti yang mulur tidak kempis saat digigit!
Di lemari penghangat ada beragam snack gurih yang klasik juga. Seperti Saucijs brood, picnic roll, macaroni schotel, pastel, lumpia, risoles, kroket dan lain-lain. Saucijs brood dan picnic roll yang memakai adonan puff pastry, menggembung dengan lapisan yang tinggi. Krenyes gurih renyah kulit pastrynya. Adonan dagingnya gurih wangi, dengan cocolan saus mustard yang sedikit asam rasanya makin enak dan mengenyangkan.
Di rak yang berisi jajanan pasar, ada beragam jajanan enak. Hunkue pisang, centik manis, kue lapis, lemper, bongko pisang, hingga getuk. Ontibijtkoek dan bongko pisang yang sudah lama tak saya cicipi pun jadi pilihan pertama.
Yang disebut bongko pisang memang terbuat dari adonan tepung beras, gula dan santan. Adonan ini dibungkus dengan daun pisang dengan cara ditum. Di tengahnya diberi seiris pisang plus siraman santan kental. Saat dibuka, wangi pisang, daun pisang dan santanpun langsung menguar. Rasanya lembut dengan selingan pisang yang manis. Lebih enak dari pada kue pisang biasa.
Ontbijtkoek, cake rempah gaya Belanda ini dicetak segi empat mungil. Bagian atasnya ditaburi irisan tipis almond. Cake yang dibuat dari adonan mentega, gula palem, telur dan bumbu spekuk ini aromanya sangat harum. Teksturnya halus dan rasanya tidak terlalu manis tajam. Hmm.. cake yang satu ini benar-benar bikin saya makin ingat akan nenek saya sering membuat cake ini.
O,ya satu lagi favorit saya adalah roti kismis. Roti ini bukan sekedar adonan roti diaduk dengan kismis tetapi aromanya lebih harum. Warnanya tidak putih tetapi sedikit kecokelatan karena memakai bumbu spekuk bubuk. Sementara isiannya berupa kismis, sultana dan cincangan sukade, sangat merata dan padat di seluruh bagian. Jadi saat disobek, aromanya wangi menebar dengan rasa yang tak terlalu manis.
Sebelum meninggalkan toko roti ini, tentu saja ada berbagai kue basah dan roti favorit yang saya beli untuk dibawa pulang. Harga roti manis di Sanitas tak beda jauh dengan bakery lain berkisar dari Rp. 5.000,00 per buah. Hmm...kalau ingin bernostalgia dengan kue dan roti djadoel toko roti ini bisa jadi pengobat rindu!
this blog is very useful and relevan with article i've read, for more detail you can visit https://unair.ac.id/roti-bantat-dari-tepung-buah-lindur/