Righteous Kill
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...
Quisque sed felis
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...
Etiam augue pede, molestie eget.
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...
Mungkin anda pernah disalip sebuah motor yang nyaris tanpa suara? Begitu berlalu, baru terdengar deru merdu ala moge 4 tak. Saya, mungkin juga anda, merasa hal yang sama ketika disalip sebuah Pulsar. Anda akan mengalami dua dua sensasi rasa: kaget bercampur rasa ingin tahu!
Itulah nuansa yang ditebarkan Bajaj Pulsar dalam jagat motor sport tanah air belakangan ini. Setelah resmi launching akhir tahun lalu, tak berhitung lagi banyaknya media cetak yang memuat iklan The Phanthom Pulsar 180DTSi. Semua mengusung tema yang sama: bayang-bayang sang pemburu alias pemburu yang akan membayangi hingga anda terpojok. Lantas, teknologi dan performa apa yang ditawarkan merek ini sehingga begitu berani hadir dengan tema predator pemburu yang agresif?
Terobosan ataukah Jebakan Teknologi?
Ternyata bukan isapan jempol. Pulsar menawarkan teknologi yang jauh lebih maju daripada banyak motor sport di jajaran 4 tak yang lebih laris dan punya nama beken. Melebihi Thunder 250, Tiger Revo-200, dan Scorpio 225 di kelas “berat” hingga Mega Pro dan Thunder 125 di kelas “ringan” pada segmen yang kurang lebih sama. Meskipun belum lagi menganut sistem DOHC (katup ganda), namun anda akan terkesima oleh sejumlah tawaran teknologi baru yang ditawarkan.
Sebut saja penggunaan teknologi DTS-i (Digital Twin Spark Plug Ignition). Teknologi ini sama dengan yang ditanamkan pada sedan The New Honda City yang dikenal sangat irit bahan bakar. Wow! Wajar saja sebab penggunaan busi ganda akan meningkatkan efisensi penggunaan bahan bakar dengan terjadinya pembakaran secara lebih sempurna. Apalagi DTSi tersebut ditunjang dengan modul Trics III (Third Generation Throttle Responsive Ignition System) pada karbu yang anda boleh sebut sebagai prosesor atau otak pembakaran bersama-sama dengan CDI digital 8 bit. Jadi anda akan merasakan sensasi throttle body yang ikut mengatur bukaan grip gas yang pada gilirannya akan mengatur konsumsi bahan bakar sesuai tingkat putaran mesin. Dengan tenaga maksimum 16,5 PK pada 8.000 rpm dengan 5 tingkat kecepatan, anda boleh menghitung sendiri rasio perbandingannya dengan bobotnya yang mencapai 140kg.
Namun anda jangan buru-buru gembira. Kecanggihan yang ditawarkan justru bisa jadi bumerang. Antara lain jika anda penggemar kecepatan (speed goers). Pasti tidak gampang mengorek mesin dan pengapian yang standar tersebut. Teknologi DTSi, Trics III, hingga CDI digital 8 bit, justru merupakan alat efisiensi, dan bukan booster kecepatan. Apalagi bukan perkara sederhana men-tune up motor dengan teknologi canggih. Analoginya, jika anda ingin kecepatan lebih, mengapa memilih The New Honda City tipe V-Tech dan bukannya tipe DTSi?
Jika demikian, apakah berarti teknologi Pulsar membuatnya loyo? Mungkin tidak. Fakta pengujian di berbagai tempat membuktikan bahwa, meskipun pihak Bajaj hanya mengklaim kecepatan maksimal mentok di angka 125km/jam, namun kecepatan aktualnya tembus kisaran angka 140km/jam. Teknologi yang meningkatkan efisensi tersebut sejak awal dirancang bersama-sama dengan potensi kecepatan yang luar biasa. Apalagi dilengkapi knalpot yang dirancang khusus dengan sebuah chamber. Knalpot yang disebut Exhaust TEC ini diklaim mirip dengan kinerja teknologi turbo, yakni dengan memanfaatkan sisa campuran bahan bakar untuk dibakar kembali demi meningkatkan tenaga. Jadi tanpa harus susah payah mengilik dan meremapping berbagai perangkat elektroniknya, Pulsar sudah mumpuni diajak speeding.
Banyak kalangan yang mensinyalir bahwa pendekatan Bajaj Pulsar terhadap pengukuran kecepatan memang berbeda dengan motor-motor sejenis dari Jepang. Jika motor-motor Jepang senang me-mark up indikator speedometer dengan menaikkan kecepatan 10-20km lebih tinggi dari yang sebenarnya, maka pihak Bajaj justru sebaliknya. Diperkirakan Pulsar menurunkan ukuran speedometer lebih lambat 10-20km/jam. Tak banyak yang kita tahu mengapa demikian, namun bisa jadi memang dimaksudkan untuk meraih sensasi kecepatan seperti disebukan pada awal tulisan ini. Sebab dengan indikasi kecepatan yang rendah pada panel speedometer, anda akan menggeber motor dengan kencang dan lebih kencang lagi. Tanpa terasa, sang pemburu telah menerkam sasaran.